Pengalaman hamil pertama di Trimester Pertama

Apa yang dirasakan Ibu hamil di Trimester Pertama? (Bagian Satu)... Bagi pasangan yang telah menikah tentunya impian yang sangat diinginkan adalah memiliki buah hati.

Posted by Astri Lestari on August 07, 2018

Bagi pasangan yang telah menikah tentunya impian yang sangat diinginkan adalah memiliki buah hati. Setiap perempuan yang telah menjadi isteri rasanya akan terasa lengkap jika sudah merasakan kehamilan dan melahirkan. Saya menikah Bulan Desember 2017 dan hamil Bulan Maret 2018. Alhamdulillah ternyata Allah memberikan suatu amanah bagi saya dan suami untuk menjadi orang tua. Semoga kita dapat menjaga amanah yang Allah berikan dengan sebaik-baiknya. Walaupun sejujurnya dalam hati, saya merasa bingung bagaimana mempersiapkan yang terbaik bagi anak kami nanti.

Pertama Kali mengetahui saya Hamil

Sebelum menikah saya selalu menghitung siklus menstruasi saya yaitu sekitar 28 hari. Setelah menikah siklus menstruasi saya memanjang menjadi sekitar 30-34 hari lamanya. Saya berfikir mungkin karena akumulasi stress dalam pekerjaan saya yang saat itu dikejar deadline sejak sebelum menikah. Karena terlalu memfokuskan pekerjaan, persiapan resepsi pernikahan sempat terbengkalai. Sekitar 2 minggu sebelum menikah, saya juga sempat terkena cacar air karena terlalu lelah bekerja.

Hampir dua minggu sebelum terkena cacar, saya pulang sore bahkan pukul 21.00-23.00 malam. Dan kebetulan sebelum saya terkena cacar air, banyak banget pasien anak-anak yang terkena varicella dan mumps yang berobat sehingga saya tertular. Saya sempet heran juga sih, padahal ada program imunisasi MR dari pemerintah, tapi mumps tetep aja banyak. Selama dua hari setiap tengah malam badan saya menggigil, sempat terlintas di pikiran, “mungkin saya lagi viremia, tapi dari apa?”, eh ternyata dua hari kemudian muncul bitnik merah dan gatal di bagian central tubuh dan berair, untungnya saya langsung mengenali bahwa saya cacar di hari pertama dan langsung minum obat. Setelah deadline selesai pekerjaan sayapun masih menumpuk.

Saat itu karena siklus menstruasi yang memanjang, saya menjadi tidak peduli apakah saya hamil atau tidak, karena biasanya nanti juga mensnya telat. Karena saya stress bekerja, akhirnya saya sengaja menghilang dari peredaran pekerjaan dan ikut suami ke Jakarta selama seminggu. Kemudian saya tidak masuk kerja selama satu bulan. Sejujurnya saya mengalami depresi dan kelelahan kronis saat itu. Saya juga tidak peduli saya akan dipanggil atau diberikan surat peringatan. Akhir bulan Maret, akhirnya saya resign dari pekerjaan, kemudian saya menyadari bahwa setelah resign saya telat menstruasi 5 hari. Saya penasaran dan saya tes. Hasilnya positif.

Sejak saat itu, saya ambil hikmahnya saja, mungkin Allah ingin saya istirahat dulu dari pekerjaan, fokus untuk hamil dan mungkin jika wanita bekerja terlalu diporsir dan stress akan mengalami kesulitan dalam memiliki anak. (belum saya cek di jurnal, ini hanya opini).

Oh iya, sebelum menikah saya mengkonsumsi asam folat, vitamin e dan susu untuk mempersiapkan kehamilan. Saya minum hanya sekadar ingat saja. Tapi sekitar satu bulan sebelum saya hamil, saya coba rutinkan minum obat dan susu diatas. Dan bagaimanapun kita sudah berikhtiar, tetap hasilnya di tangan Allah SWT.

Ada satu lagi hal yang penting, yaitu skrining pre-marital. Sebenarnya saya dan suami sudah mencari paket-paket yang ditawarkan oleh RS di Bandung untuk skrining pre-marital yaitu di RS Boromeus. Ya, karena kesibukan pekerjaan, saya dan suami tidak sempat melakukan skrining.

Pertama kali cek kehamilan

Saat itu setelah dua minggu hasil tes kencing positif, saya merasa perlu untuk cek kandungan saya ke dokter spesialis kandungan. Kemudian saya cek ke dokter yang ada di daerah saya dengan diantar si bibi (ART) dan ketiga anaknya.

ilustrasi positif hamil

Saat itu saya di USG abdomen, dan dokter bilang kalau diagnosisnya masih diduga hamil karena kantong kehamilan pun masih belum terlihat sehingga harus kembali satu bulan lagi. Sejujurnya saya juga dokter dan saya tidak puas dengan jawaban itu dan saya tidak ingin kembali ke dokter itu lagi. Habis dokternya gak ngomong apa-apa.

Di rumah sebenarnya ada USG Abdomen yang bisa dipake untuk kandungan dan abdomen, tapi pasti hasilnya akan sama saja seperti di dokter sebelumnya karena yang dibutuhkan adalah dengan USG transvaginal.

Setelah itu, seminggu kemudian saya meminta suami saya untuk mengantar saya berobat ke dokter kandungan yang ada di Bandung yaitu di RSIA Limijati. Waktu itu alasannya adalah karena saya ingin benar-benar tahu dengan pasti apakah saya benar hamil atau tidak. Alhamdulillah disana ada USG transvaginal dan kandungan saya sudah terlihat sekitar 7 minggu 1 hari. Usia kandungan tersebut sesuai dengan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) saya.

Waktu itu saya berobat dengan dr. Irnawati, dokter kandungan yang sudah berumur. Ternyata dokter tersebut adalah dokter yang menolong mertua saya untuk melahirkan suami saya yang lahir premature 6 bulan. Kebetulan sekali ya...

Hal-hal yang dirasakan saya hamil trimester pertama ini banyak banget. Kita rinci ya..

Antara Malas atau cepat Lelah

Saya juga bingung, sejujurnya yang terlintas di pikiran saya adalah mengapa saya menjadi pemalas? Apakah karena depresi saya? Saya mencoba untuk memaksakan diri jalan-jalan dan ternyata rasanya mau pingsan. Kepala pusing, berkunang-kunang seperti mau pingsan dan badan lemes banget. Saya bertanya ke dokter kandungan dan teman-teman, ternyata memang bawaan hamil adalah seperti itu. Saya malas banget yang Namanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga apalagi kerja? Memasak, mencuci piring buat suami yang biasanya saya lakukan buat suami, selama trimester satu saya tidak pernah melakukannya.

Baca buku dan menulis pun males banget. Padahal ada banyak hal yang ingin saya pelajari. Salah satunya saya ingin diskusi dengan suami saya mengenai metode penelitian yang dipake di bidang saya dan kebetulan saya lupa lagi.

Karena bermalas-malasan yang melampaui batas membuat badan saya tidak fit, akhirnya saya putuskan untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci piring dan menyapu. Intinya, saya harus bergerak.

ilustrasi capek

Bagian tubuh tertentu terasa sakit

Awal mula kehamilan banyak sekali yang saya rasakan. Rasanya ga enak banget… gak kuat, sering saya mengeluh terhadap suami. Misalnya, nyeri perut bawah. Nyeri perut bawah saya rasakan sampai usia kehamilan 13 minggu ini. Rasanya sakit dan linu. Berdasarkan ilmiah, nyeri perut bawah dirasakan karena bagian system reproduksi sedang mengalami perubahan untuk mempersiapkan pertumbuhan janin.

ilustrasi sakit

Saat bangun tidur, tidak jarang saya sering mengalami sakit punggung bawah. Saya juga bingung kenapa, apakah salah posisi tidur atau mungkin karena kehamilan ini atau karena kecemasan yang saya rasakan. Sejujurnya, saya tidak bisa merasakan ketenangan karena ada berbagai hal yang membuat saya stress.

Selain itu, maaf, payudara saya juga sakit. Rasanya seperti mau mens. Itu juga memang pengaruh kehamilan untuk mempersiapkan menyusui nanti. Ukuran payudara pun menjadi semakin membesar.

Setiap menjelang malam, saya sering sekali merasa tidak enak badan. Badan rasanya tidak fit, kepala sering sakit dan semua badan terasa pegal-pegal diertai mual dan perut kembung. Jika ada suami saya, setelah isya saya sering meminta suami untuk memijit kepala, leher sampai punggung bawah. Rasanya lumayan, lebih baik dibanding sebelumnya. Padahal sebelumnya saya tidak suka dipijit.

Mual dan muntah

Hampir semua wanita hamil muda merasakan emesis atau muntah. Awal kehamilan sama sekali saya tidak merasakan hal itu. Sekitar usia kandungan 9 minggu, mulai terasa perut sering tidak enak dan terasa kembung. Saya sering makan dalam jumlah porsi besar dan itu sering membuat perut saya terasa kembung dan mual. Kemudian saya siasati dengan makan dalam jumlah porsi sedang.

Saya jarang sekali mengalami muntah. Hanya saat-saat tertentu saja dan kebanyakan tidak bisa saya prediksi kapan dan setelah makan apa saya muntah. Ada yang saya ingat, saya muntah biasanya setelah saya makan seblak hahaha. Sudah 3x saya makan seblak pasti muntah. Jadi saya stop makan seblak. Awal mula hamil, saya euneuk setiap kali lihat mie instan kuah (tapi mie kocok enggak mual loh), bahkan membayangkannyapun bikin saya mual dan akhirnya muntah kosong.

Selain itu, roti pun membuat perut saya kembung. Dua kali saya mencoba memakan roti dalam waktu berbeda, hasilnya sama, perut kembung dari pagi sampai sore. Maklum, saya memang orang Indonesia banget.

ilustrasi mual

Emosi tidak stabil

Saat hamil sampai Trimester pertama Berakhir, emosi saya benar-benar kacau. Jika dokter psikiater bilang, saya mengalami gangguan emosi sejenis Depresi. Saya memang sudah 3x bulak-balik ke psikiater di Al-Islam sejak tahun 2013 sampai sekarang. Saya memang menderita depresi, gangguan depresi-cemas. Tapi hikmah dibalik penyakit depresi ini, saya kembali berhubungan dengan suami saya sekarang. Kita memiliki penyakit gangguan emosi dan ke psikiater yang sama.

Antara depresi saya kambuh lagi atau memang karena perubahan mood, saya menjadi lebih sensitif, gampang tersinggung dan mudah marah.

ilustrasi depresi

Ngidam

Ngidam saya tidak begitu ribet kalau menurut saya, tapi entah kalau kata suami. Saya jarang sekali minum-minuman dingin, tapi sekarang suka banget minuman dingin. Saya juga suka sekali makanan western, tapi semenjak hamil saya lebih suka makanan sunda dibanding makanan western. Sampai usia 13 minggu ini, makanan yang paling sering saya makan itu adalah ikan asin, ikan, daging, tahu, dan paling utama harus ada sambel pedas, intinya makanan sunda. Dulu saya tidak masalah makan tidak ada sambel, tapi sekarang harus dengan sambal terus. Jujur, saya jadi tidak menyukai sayur mayur, rasanya aneh di mulut saya. Padahal dulu saya senang makan bayam, kangkung dan capcay.

Orang hamil biasanya suka makan rujak atau petis, saya tidak terlalu, paling hanya sekali atau dua kali itupun rujak uleg. Ngidam yang saya pernah inginkan itu, sushi. Pengennya bukan main. Sampai harus ada drama dulu sama suami karena saya ingin sushi. Setelah dimakan, saya muntah-muntah hebat. Dan tidak ingin makan lagi. Padahal sebelum hamil, sushi adalah makanan kesukaan saya. Intinya suami bilang, “si dede kayanya Sundanese banget”.

Satu hal lagi, saya itu tidak suka berenang karena memang tidak bisa berenang. Tapi saat hamil jadi suka banget sama air, pengennya berenang dan berendam. Begitu juga mandi jadi saat yang menyenangkan bagi saya.

Jerawatan

Kulit wajah saya memang selalu jerawatan jika tidak memakai krim anti jerawat. Begitu juga saat hamil. Karena semua krim anti jerawat dari dokter di stop, munculah beberapa jerawat di wajah dari awal kehamilan sampai trimester satu ini. Saya masih bingung memilih skincare yang aman untuk ibu hamil. Jadi daripada saya ketakutan, saya stop dulu sampai menemukan skincare yang aman bagi ibu hamil. Lagian saat itu saya juga merasakan malasnya merawat diri dan wajah apalagi jika harus dandan.

Ada satu hal yang aneh, bagian kulit perut saya kering sekali sampai kulitnya sedikit megar-megar dan terasa sangat kering sekali.

ilustrasi mual

Insomnia

Gejala ini juga agak membingungkan, entah karena depresi atau mungin efek dari Kehamilan di Trimester pertama ini, Hampir setiap hari di Trimester pertama saya tidur lewat tengah malam antara pukul 01-05 pagi.

Nah, hal-hal diatas kenapa ya bisa terjadi di awal kehamilan? Apakah itu normal atau kelainan? Untuk lebih jelasnya agar isi blog ini tidak terlalu Panjang, maka pembahasannya ada di blog dengan judul Pengalaman hamil pertama di Trimester Pertama. Apa yang dirasakan Ibu hamil di Trimester Pertama? (Bagian Dua).

Sumber Gambar :

  1. gambar 1
  2. gambar 2
  3. gambar 3
  4. gambar 4
  5. gambar 5
  6. gambar 6
  7. gambar 7